Selasa, 01 November 2011

ASUHAN BAYI DAN BALITA
TENTANG INFEKSI DAN BISUL




DISUSUN OLEH
                                    Siti Mar’ Umah                     (D201001093)
Suratmi                                 (D201001094)

AKADEMI KEBIDANAN GRAHA MANDIRI CILACAP 
NOVEMBER 2011


BAB I
PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang
Penyakit infeksi tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh belahan dunia. Penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian, khususnya pada balita. Insiden penyakit infeksi meningkat pada usia 1 – 5 tahun. Di indonesia sendiri, berdasarkan data SUSENAS, 28% kematian balita masih disebabkan oleh infeksi.
Bisul merupakan satu jangkitan kulit yang biasa terjadi kepada kanak-kanak. Bisul sendiri dalam bahasa kedokteran disebut furunkel, yakni radang atau infeksi yang disebabkan kuman atau bakteri staphylococcus aureus. Bila ada gatal pada kulit, lalu digaruk sedangkan kebersihan kurang dijaga, sehingga masuk bakteri dan terjadi infeksi, dan timbul bisul.
Bisul mungkin saja muncul sejak bayi, bahkan pada bayi baru lahir. Ibu-ibu, terutama yang baru punya anak pertama, umumnya takut memandikan dan mengeramasi bayinya. Padahal bayi juga sudah berkeringat. Terlebih kalau bayi dibubuhi dengan segala macam minyak penghangat yang tentu jadi lahan subur untuk berkembang biaknya kuman. Dan kondisi kulit yang seperti ini juga bisa menjadi penyebab bisulan.

2.  Tujuan
a.  Tujuan Umum
Mengetahui tentang macam-macam infeksi dan bisul pada bayi dan balita serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b.  Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran infeksi dan bisul pada bayi dan balita 
Mengetahui tanda dan gejala infeksi dan bisul pada bayi dan balita

3.Manfaat
    1. Bagi Mahasiswa
         Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
    2. Bagi Petugas Kesehatan
         Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
.




BAB II
KAJIAN TEORI

 I.       INFEKSI PADA BAYI DAN BALITA

A.  PENGERTIAN
Infeksi adalah masuknya penyakit atau kuman, virus ke dalam tubuh sehingga dapat menimbulkan seseorang menjadi sakit.
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005).
Infeksi adalah invasi tubuh oleh mikroorganisme dan berproliferasi dalam jaringan tubuh. (Kozier, et al, 1995).
Dalam Kamus Keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh, khususnya yang menimbulkan cedera seluler setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin, replikasi intraseluler atau reaksi antigen-antibodi.
Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septik. (Doenges, Marylyn E. 2000, hal 871).
Septisemia menunjukkan munculnya infeksi sistemik pada darah yang disebabkan oleh penggandaan mikroorganisme secara cepat dan zat-zat racunnya yang dapat mengakibatkan perubahan psikologis yang sangat besar. Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah dan jaringan lain.

B. SINDROM KLINIS YANG DISEBABKAN OLEH AGEN INFEKSI
1.    Demam Tanpa Suatu Fokus
Demam merupakan manifestasi berbagai penyakit infeksi yang lazim. Dan mempunyai kisaran keparahan yang lebar.
Penderita Demam yang beresiko Tinggi Mengalami Infeksi Bakteri Serius
Keadaan
Keterangan
Penderita yang sebenarnya normal
Neonatus (< 28 hari )
Streptokokus grup B, escherichia coli, Listeria monositogenes, enterokokus, herpes simpleks
Bayi < 3 bulan
Penyakit bakteri serius 10-15%, bakteremia 5%, penyakit virus musiman-virus sinsitial pernafasan dan influenza musim dingin, enterovirus musim panas.
Bayi 3-36 bulan
Resiko bakteremia tersembunyi bertambah jika suhu > 40 C, Leukosit <5.000 atau >15.000
Hiperpireksia (>41 C )
Meningitis, Bakteremia, Pneumonia,stroke panas, syok hemoagis-sindrom ensefalopati
Demam dengan petekia
Bakteremia, meningitis, meningokokus, Haemophilus influenzae tipe b, pneumonokokus
Penderita Gangguan Imun
Anemia sel sabit
Sepsis Pneumokokus, Meningitis
Asplenia
Bakteri berkapsul
Defisiensi komplemen/properdin
Bakteremia, Infeksi sinopulmonal
AIDS+
Pneumokokus, H.influenzae tipe b, salmonella
Penyakit jantung kongenital
Resiko endokarditis
Pipa vena sentral
Staphilococcus aureus, S.epidermidis, Candia
Keganasan
Pseudomonas aeroginosa, S.aureus, S. Epidermidis, Candida

Leukosit         = Sel darah putih
+AIDS            =sindrom imunodefisiensi didapat






A.  TIPE MIKROORGANISME PENYEBAB INFEKSI
Penyebab infeksi dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :
              I.        Infeksi Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies bakteri dapat menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup didalamnya, bakteri bisa masuk melalui udara, air, tanah, makanan, cairan dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya.
Diagnosa laboratorium Ineksi Bakteri:
1.    Pengecetan Gram
            Pemeriksaan pengecatan gram hanya dilakukan pada semua cairan yang dibiakkan. Disamping memberi hasil yang cepat pemeriksaan gram dapat berguna dalam mengintepretasi data biakan berikutnya karena pemeriksaan ini memungkinkan identifikasi eksudat seluler dan organisme yang dominan.
Gran positif
Gram negatif
Sthapilococcus aureus
Hemophilus influenzae
Streptococcus pyogenes
Neiseria meningitidis
Streptococcus viridans
Neiseria gonorrhoeae
Streptococcus faecalis
Klebsiella pneumoniae
Diplococcus pneumoniae
Ascherichia coli
Clostridium welchii
Salmonella sp
Bachillus anthracis
Shigela sp
Corynebacterium Dipitheriae
Proteus sp
Mycobacterium tuberculosis
Pseudomonas aeroginosa

Aerobacter aerogenes

2.    Biakan Khusus
Sebagian bakteri yang penting secara medis dapat dibiakkan pada agar darah, agar coklat, dan agar eosin methylen blue atau agar MacConkey. Persiapan media baru memperbesar penemuan organisme anaerob.Untuk mengumpulkan anaeob bahan harus segera dibawa ke laboratorium dalam semprit tertutup atau harus menggunakan apusan khusus yang ditempatkan di dalam tabung bebas oksigen.
3.    Biakan darah
Pembiakan darah merupakan salah satu prossedur yang paling banyak manfaatnya dalam diagnosis penyakit bakteri. Teknik yang banyak digunakan melibatkan lisis sel darah yang disertai dengan penanaman sedimen yang diperoleh dari sentrifugasi lisat tersebut. Metode ini memberikan deteksi cepat, identifikasi patogen, dan data kerentanan anti mikroba serta hasil biakan darah kuantitatif.

Biakan darah berulang untuk menentukan :
a.    Apakah pengobatan berhasil terutama pada penderita infeksi yang sukar diobati
b.    Apakah isolat merupakan suatu kontaminan bila organisme yang dilaporkan biassanya nonpatogen. Karena patoggen seperti stafilokokus koagulase-negatif dapat menyebabkan penyakit.

Penjelasan dari bakteremia ke sepsis sampai sindrom radang sistemik
DIC     = Disseminated intravasculer coagulation ( intravascular menyebar )
ARDS = Adult respiratory distress syndrome ( sindrom kegawatan pernafasan orang dewasa )
SSS    = sistem saraf sentral
MODS            = multiorgan dysfunction syndrome ( sindrom disfungsi multiorgan


BUKTI KLINIS ADANYA INFEKSI PLUS
w    HIPERTERMIA/HIPOTERMIA
w    TAKIKARDIA
w    TAKIPNEA
w    KELAINAN JUMLAH LEUKOSIT
BAKTERI
 


BAKTEREMIA
INFEKSI SETEMPAT
.
SETIAP KOMBINASI
w     DIC
w     ARDS
w     GAGAL GINJAL
AKUT
w     GAGAL HATI AKUT
w     DISFUNGSI SSS AKUT
SEPSIS PLUS SETIDAKNYA SALAH SATU DARI BERIKUT INI
w    PERUBAHAN MENTAL AKUT
w    HIPOKSEMIA
w    LAKTAT PLASMA
w     OLIGURIA
SEPSIS
SYOK SEPTIK AWAL
SYOK SEPTIK REFRAKTER
SINDROM SEPSIS
MODS
KEMATIAN
SINDROM SEPSIS PLUS HIPOTENSI ATAU PENGISIAN KEMBALI KAPILER JELEK YANG BERESPONS SEGERA TERHADAP CAIRAN IV DAN/ATAU INTERVENSI FARMAKOLOGIK
SINDROM SEPSIS PLUS HIPOTENSI ATAU PENGISIAN KEMBALI KAPILER JELEK YANG BERLANGSUNG LEBIH DARI 1 JAM WALAUPUN SUDAH DIBERI CAIRAN IV DAN INTERVENSI FARMAKOLOGIK, DAN MEMERLUKAN DUKUNGAN VASOPRESOR


Infeksi ini menyebabkan berbagai penyakit di antaranya:
1)    Difteria
Difteria adalah suatu penyakit infeksi mendadak yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae. Mudah menular dan yang diserang terutama traktus respiratorium bagian atas dengan tanda khas terbentuknya pseudomembran dan dilepaskannya eksotoksin yang menimbulkan gejala umum dan lokal.
Gejalanya dari penyakit ini terbagi menjadi dua, yaitu:
1.    Gejala umum
Demam tidak terlalu tinggi, lesu, pucat, nyeri kepala, dan anoreksia. Dan biasanya disertai dengan gejala khas untuk setiap bagian yang terkena seperti pilek atau nyeri menelan atau sesak nafas dengan serak dan stridor.
2.    Gejala akibat eksotoksin
Bergantung kepada jaringan yang terkena seperti miokarditis, paralisis jaringan saraf atau nefritis.
2)    Disentri Basil 
Penyakit ini masih terdapat secara endemik di negeri tropis, termasuk Indonesia. Penyakit ini menyerang daerah-daerah dengan kebersihan yang kurang baik.
Penyakit ini desebabkan oleh kuman Shigella dysenteriae yang terdiri dari 3 golongan besar, yaitu:
1.    Shigella shiga yang banyak terdapat di daerah tropis, termasuk Indonesia, Shigella ambigua, Shigella boydii.
2.    Shigella flexneri yang sering disebut pula Shigella paradysenteriae, yang terutama terdapat didaerah lintang utara.
3.    Shigella sonnei ( basilus Sonne-Duvel ).
Sifat organisme ini ialah tidak bergerak, gram negatif, tidak bersimpai dn tidak tahan panas.
Gejala dari penyakit ini seperti gejala infeksi umum yaitu kelemahan umum yang diikuti oleh demam, kemudian diare yang mengandung lendir dan darah, tenesmus. Bila penyakit menjadi berat dapat disertai dengan tanda septisemia yaitu panas tinggi disertai kesadaran yang menurun. Kadang-kadang dalam masa akut disertai dengan gejala perangsangan meningeal seperti kaku kuduk bila penyakit menjadi kronis, maka suhu aka menurun menjad subfebris dengan disertai tinja yang selalu bercampur lendir dan darah.
3)    Meningitis Purulenta
Meningitis purulenta ialah radang selaput otak  (araknoidea dan piamater) yang menimbulkan eksudasi berupa pus, disebabkan oleh kuman nonspesifik dan nonvirus.
Sebagai kuman penyebab ialah jenis Penumococcus, Hemophilius influenzea, Staphylococcus, Streptococcus, E.coli, Meningococcus dan Salmonella.
Gejala klinis dari penyakit ini ialah:
1.    Gejala infeksi akut
Anak menjadi lesu, mudah terangsang, panas, muntah, anoreksia dan pada anak yang besar mungkin didapatkan keluhan sakit kepala, pada infeksi yang disebabkan oleh Meningococcus terdapat petekia da herpes labialis.
2.    Gejala tekanan intrakranial yang meninggi
Anak sering muntah, nyeri kepala (pada anak besar), moaning cry (pada neonatus) yaitu tangis yang merintih.kesadaran bayi/anak menuurun dari apatis sampai koma. Kejang yang terjadi dapat bersifat umum, fokal atau twiching. Ubun-ubun besar menonjol dan tegang, terdapat kelainan serebral lainnya seperti paresis atau paralisis, strabismus.
3.    Gejala rangsangan meningeal
Terdapat kaku kuduk, malahan dapat terjadi rigiditas umum. Tanda-tanda spesifik seperti Kernig, Brudzinsky I dan II positif. Pada anak besar sebelum gejala di atas terjadi, sering terdapat keluhan sakit di daerah leher dan punggung.
4)    Meningitis Tuberkulosa
Meningitis tuberkulosa ialah radang selput otak akibat komplikasi tuberkulosis primer.

Gejala penyakit ini terdiri dari 3 stadium,yaitu:
1.    Stadium prodromal
Yang berupa iritasi selaput otak. Sering dijumpai anak mudah terangsang atau anak menjadi apatis dan tidurnya sering terganggu. Anak besar dapat mengeluh nyeri kepal. Anoreksia, obstipasi dan muntah.
2.    Stadium transisi dengan kejang
Gejala diatas menjadi lebih berat dan gejala rangsangan meningeal mulai nyata, kuduk kaku, seluruh tubuh menjad kaku dan timbul opistotonus. Reflek tandon menjadi lebih tinggi, ubun-ubun menonjol dan umumnya juga terdapat kelumpuhan urat saraf mata sehingga timbul gejala stabismus dan nistagmus. Suhu tubuh menjadi lebih tinggi dan kesadaran lebih menurun hingga timbul stupor.
3.    Stadium terminal
Stadium ini berupa kelumpuhan-kelumpuhan, koma menjadi lebih dalam, pupil melebar dan tidak bereaksi sama sekali. Nadi dan penafasan jadi tidak teratur, kadang-kadang terjadi pernafasan Chyene-Stokes. Hiperpireksia timbul dan anak meninggal tanpa kesadarannya pulih kembali.
5)    Pertusis
Penyebab pertusis adalah Bordetella pertussis atau Hemophilus pertussis, adenovirus tipe 1,2,3 dan 5 dapat diteespirmukan dalam traktus respiratorius, traktus gastrointestinalis dan traktus genitourinarius penderita penderita pertusis bersama-sama Bordetella pertusis atau tanpa adanya Bordetella pertusis.

Gejala klinis penyakit ini terdiri dari 2 stadium.,yaitu:
1.    Stadium kataralis
Lamanya 1-2 minggu. Pada permulaan hanya berupa batuk-batuk ringan, terutama pada malam hari. Batuk-batuk ini makin lama makin bertambah berat dan terejadi siang dan malam. Gejala lainnya adalah pilek, serak dan anoreksia. Stadium ini menyerupai influeza.
2.    Staium spasmodik
Lamanya 2-4 minggu. Pada akhir minggu batuk makin bertambah berat dan terjadi paroksismal berupa batuk-batuk khas. Penderita tampak berkeringat, pembuluh darah leher dan muka melebar.
6)    Tetanus (”LOCKJAW”)
Manifestasi sistemik tetanus disebabkan oleh absorbsi eksotoksin sangat kuat yang dilepaskan oleh Clostrididum tetani pada masa pertumbuhan aktif dalam tubuh manusia.
Penyebab penyakit ini ialah Clostridium tetani yang hdup anaerob, berbentuk sepora selama di dalam tubuh manusia, tersebar luas di tanah dan mengeluarkan toksin bila dalam kondisi baik.
Menurut beratnya gejala penyakit ini dapat dibedakan 3 stadium,yaitu:
1.    Trismus (3 cm) tanpa kejang tonik umum meskipun dirangsang.
2.    Trismus (3 cm atau lebih kecil) dengan kejang tonik umum bila dirangsang.
3.    Trismus (1 cm) dengan kejang tonik umum spontan.
7)    Tuberkulosis Pada Anak
Merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis (sangat jarang disebabkan oleh Mycobacterium avium)
Ranke membagi tuberkulosis ada 3 stadium,yaitu:
1.    Stadium pertama : kompleks primer dengan penyebaran limfogen.
2.    Stadium kedua    : pada waktu terjadi penyebaran hematogen.
3.    Stadium ketiga    : tuberkulosis paru menahun (chronic pulmonary tuberculosis)
Sekarang dipakai klasifikasi yang membagi tuberkulosis menjadi 2 stadium, yaitu:
1.    Tuberkulosis primer yang merupakan kompleks primer serta komplikasinya.
2.    Tuberkulosis pascaprimer.
8)    Tipus Abdominalis
Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut  yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, ganggan pada sluran pencernaan dan gangguan kesadaran.
Gejala yang biasanya ditemukan adalah:
1.    Demam
2.    Gangguan pada saluran pencernaan
3.    Gangguan kesadaran
9)    Salmonelosis
Penyakit infeksi dengan salmonella (salmonellosis) ialah segolongan penyakit infeksi yang disebabkan oleh sejumlah besar spesies yang tergolong dalam genus salmonella, biasanya mengenai saluran pencernaan.
Umumnya terdapat dua bentuk gambaran klinis salmonella, yaitu:
1.    Salmonella yang mirip dengan tifus abdominalis.
Selamaa masa tunas mungkin gejala prodomal yaitu nyeri kepala, tidak enak badan, lesu, tidak bersemangat, sakit perut.
2.    Salmonelosis yang mirip dengan keracunan makanan (gastroenteritis).
Timbul gangguan pada pencernaan berupa mual, muntah dan diare. Tinja encer, frekuensinya sering dengan lendir, kadang-kadang disertai darah serupa denga disentri.
10)  Sifilis Kongenital
Sifillis kongenital ialah penyakit menular yang disebabkan oleh Treponema pallidum dan ditularkan oleh ibu kepada fetus yang dikandungnya.
Jenis lanjut (sifilis tarda, late congenital syphilis, juvenile congenital syphilis) gejalanya:
1.    Panjang dan berat badan kurang dari biasa. Ini mungkin disebabkan oleh disfungsi hati dan ginjal.
2.    Keratitis interstitialis dijumpai pada umur 5-15 tahun, biasanya bilateral dan resisten terhadap pengobatan.
3.    Kelainan meningo-vaskulus dengan kemunduran mental, kejang, paralisis, atrofi N. optikus, hemiplegi, hidrosefalus, meningitis.
4.    Periostitis
5.    Trias Hutchinson yaitu tuli, kelainan pada bagian tengah insisivus tetap dan keratitis.
6.    Rageden disudut mulut, kulit kering, alopesia dan kadang-kadang terdapat ulkus.
7.    Penebalan diafisis yang disebut sabre tibia.
8.    Hepatosplenomegali yang terdapat lebi jarang dibandingkan bentuk dini.
9.    Nefritis sifilitik dengan gejala hematuria dan ditemukannya silinder dalam urin.
11)  Leptospirosis (Penyakit Weil)
Ialah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Leptospira, suatu jenis bakteri golongan Spirochaeta.
Gejalanya adalah panas mendadak, kadang-kadang smpai menggigil, kemudain diikuti panas yang remiten berkisar antara 39-40oC, nyeri otot, nyeri kepala, muntah-muntah dan sakit mata (terapat injeksi konjungtiva).

              I.        Infeksi Virus
1)    “Common Cold”
Ialah infeksi primer di nasofaring dan hidung yang sering dijimpai pada bayi dan anak.
Penyebab penyakit ini virus. Dan gejalanya  berupa nasofaring dengan pilek, batuk sedikit dan kadang-kadang bersin.dari hidung keluar secret cair dan jernih yang dapat kental dan purulen bila terjadi infeksi sekunder oleh  kokus.
2)    Penyakit Sistemik Inklusi Sitimegal
Ialah suatu penyakit sistemik yang ditandai oleh adanya badan inklusi intranukleus dan intrasitoplasmik dalam sel-sel yang besar dari alt tubuh visceral.
3)    Dengue
Ialah suatu infeksii arbovirus (arthropod-borne virus) akut, ditularkan olah nyamuk spesies Aedes.
Halstead (1965) mengemukakan gejala yang harus dipertimbangkan dalam diferensiasi DHF dari demam dengue antara lain :
a.    DHF pada umumnya disertai pembesaran hati
b.    Leukositosis seringkali ditemukan pada DHF, berlainan dengan demam dengue yang pada umumnya disertai leukopenia berat
c.    Manifestasi perdarahan seperti petekia, ekimosis, dan trombositopenia lebih menonjolpada DHF.
d.    Limfadenopatia, ruam makulopapular dan mialgia bersifat lebih ringan dapa DHF
Patokan WHO (1975) untuk membuat diagnosis DHF ditetapkan sebagai berikut :
a.    Demam tinggi dengan mendadak dan terus menerus selama 2 – 7 hari.
b.    Manifestasi perdarahan
c.    Pembesaran hati
d.    Renjatan yang ditandai oleh nadi lemah, cepat disertai tekanan nadi menurun ( tekanan sistole menurun sampai 80 mmHg atau kurang ) disertai kulit yang teraba dingin.
4)   Morbili ( Campak,”Measles”,Rubeola )
Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu :
a.    Stadium kataral
Berlangsung selama 4 – 5 hari disertai panas, malaise, batuk fotofobia, konjungtivitas dan koriza
b.    Stadium erupsi
Koriza dan batuk batuk bertambah.timbul adanya eritema  yang mula-mula timbul di belakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk,sepanjang rambut dsn bagian belakang bawah.kadang terdapat perdarahan pada kulit,rasa gatal dan muka bengkak. Variasi dari morbili yang biasa ini ialah “black measles”, yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit,mulut, hidung dan traktus digestivus.

c.    Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang lebih tua(hiperpigmentasi) yang lama kelamaan akan hilang sendirisuhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.
Penyebaran virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak.cara penularan dengan droplet dan kontak. Biasanya penyakit ini tmbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup.
5)   Ensefalitis
Ensefalitis ialah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikro-organisme. Mikroorganisme yang dapat menimbulkan ensefalitis, misalnya bakteria, protozoa, cacing,jamur, spirokaeta, dan virus.infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak atau reaksi radang akut karena infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu
Klasifikasi yang diajukan oleh Robin ialah :
a.    Infeksi virus yang bersifat epidemik
1.    Golongan enterovirus : poliomyelitis, virus coxsackie, virus ECHO.
2.    Golongan virus ARBO : murray enchephalitis
b.    Infeksi virus yang bersifat sporadik : rabies, herpes simplek, herpes zoster
c.    Ensefalitis pasca-infeksi : pasca-morbili, pasca-varisela
Gejalanya umumnya suhu mendadak naik, kesadaran dengan cepat menurun,sebelum kesaddaran menurun sering mengeluh karena nyeri pada kepala, muntah dan kejang-kejang.
6)   Meningitis Virus (Meningitis Non-Purulenta, Meningitis Aseptik)
Meningitis virus adalah suatu sindrom infeksi virus susunan saraf pusat yang akut dengan gejala rangsang meningeal, pleiositosis dalam liquor serebrospinalis dengan diferensiasi terutama limfosit, perjalanan penyakit  tiak lama dan selflimited tanpa komplikasi. Sindrom ini disebabkan oleh virus seperti enterovirus, virus hepatitis dan adenovirus. Umumnya permulaan penyakit berlangsung mendadak,walaupun kadang-kadang didahului dengan panas untuk beberapa hari.
Gejala pada anak besar ialah panas dan nyeri kepala yang mendadak yang disertai dengan kuduk kaku.gejala pada b ayi yaitu bayi mudah terangsang dan menjadi gelisah. Mual dan muntah sering dijumpai tapi mual dan muntah jarang ditemui. Penyakit ini penyembuhan sempurna dijumpai setelah 3-4 hari pada kasus ringan dan setelah 7-14 hari pada keadaan yang berat.
7)   Parotitis Epidemika ( Gondong, “Mumps”)
Parotitis epidemika ialah penyakit akut,menular dengan gejala khas pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis. Disebabkan oleh virus. Penyebaran virus terjadi secara kontak langsung,percikan ludah,bahan muntah, mungkin dengan urin. Pada kelenjar parotis terutama pada kelenjar ludah terdapat pembengkakan sel epitel,pelebaran dan penyumbatan saluran. Masa tunas 14 – 24 hari. Dimulai dengan stadium prodromal, lamanya 1-2 hari dengan gejala demam,sakit kepala, muntah dan nyeri otot. Istirahat ditempat tidur selama masa panas dan pembengkakan kelenjar parotis, dan diberikan kompres panas atau dingin dan juga diberikan analgetik, lakukan diet makanan cair atau lunak.
8)    Poliomielitis
Ialah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virusdengan predilekasi pada sel anterior masa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik batang otak dan akibat kerusakan bagian susum saraf pusat tersebut akan terjadi kelumpuhan dan atrofi otot.
Daerah yang biasanya terkena pada poliomyelitis ialah:
1.    Medulla spinalis terutama kornu anterior .
2.    Batang otak pada nukleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta formasio retikularis yang mengandung pusat vital
3.    Serebelum terutama inti-inti  pada vermis.
4.    Thalamus dan hipotalamnus
5.    Polidum

9)    Varisela (Cacar Air, “Chicken Pox”)
Ialah penyakit akut, menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lender yang disebabkan oleh virus varisella.
Varisella disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-zoster (virus V-Z). virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster.
10) Variola (Cacar, “Smallpox”)
Ialah suatu penyakit akut menular dengan gejala umum yang berat, yang disebabkan oleh virus  variola.
Nelson membagi variola secara klinis dalam 4 bagian, yaitu:
1.    Variola mayor
a.    Variola diskreta yaitu bila tidak semua bagian muka terkena.
b.    Variola konfluens yaitu bila seluruh muka terkena.
c.    Variola hemoragika
1.    Vesicular hemorrhagic smallpox: perdarahan dalm vesikel. Biasanya penderita meninggal dunia sebelum vesikel timbul.
2.    True hemorrhagic smallpox (black smallpox) perdarahan merata.
d.    Variola medifikata
2.    Variola minor (alastrim)
Gejala tidak berat dan jarang menyebabkan kematian.
3.    Varioloid
Gejala klinis ringan dan terdapat pada penderita yang sebelumnya pernah mendapat vaksinasi.
4.    Tipe abortif
Ini Kadang-kadang tanpa erupsi kulit dan terdapat pada penderita yang mendapat vaksinasi tidak lama sebelum kontak dengan penderita variola.

            II.        Infeksi Parasit
Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasit adalah protozoa, cacing dan arthropoda.


1)    Ankilostomiasis
Penyakit ini disebabkan oleh cacing Ancylostoma duodenal dan Necator amaricanus. Penyebab tersering yang ditemukan di Indonesia ialah cacing N. Americanus.
Gejala utama penyakit ini ialah anemia. Gejala lain yang bias ditemukan ialah gejala umum seperti lemah atau lesu, pusing dan nafsu makan berkurang.
2)    Askariasis
Penyebab penyakit ini ialah ascaris limbricoides
Gejala klinis yang nyata biasanya berupa nyeri perut, berupa kolik di daerah pusat atau epigastium, perut buncit (pot belly), rasa mual dan kadang-kadang muntah, cengeng, anoreksia, susah tidur dan diare.
3)    Trikuriasis (Trikosefaliasis)
Penyeban penyakit ini ialah Trichuris trichiura (Thread worm)
Infeksi ringan cacing ini tidak menimbulkan gejala klinis yang jelas. Pada infeksi yang berat terdapat keluhan nyeri di daerah abdomen atau epigastrium yang dapat disertai muntah-muntah, konstipasi, perut kembung dan ileus, diare dengan tinja yang bergaris-garis merah darah, berat badan yang berkurang.
4)    Oksiyuriasis (Enterobiasis)
Penyebab penyakit ini ialah Oxyuris (Enterobius vermicularis, cacing kremi, pinworm)
Gejalanya pruritus ani yang berat pada waktu malam, anoreksia, badan jadi kurus, tidur tidak nyenyak dan anak jadi irritable. Pada anak wanita dapat terjadi pruritis vulva dan vaginitis.
5)    Filariasis
Penyebab penyakit ini ialah Wuchereria bancrofti dan Wuchereria (Brugia) mal pada lengan dan tungkai.ayi.
Gejala klinisnya ialah mual-mual timbul gejala alergi (gatal-gatal) dan gejala peradangan pembuluh limfe (limfangitis, limfadengitis) yang hilang timbul terutama pada alat genetalia laki-laki (skrotum, epididimis, testis)

6)    Giardiasis
Penyebab penyakit ini ialah Giardia lamblia (Lambli intestinalis)
Cara infeksi karena menelan kista. Parasit biasanya hidup dalam mukosa duodenum dan kandung empedu.
Gejala yang sering timbul pada anak ialah sakit di daerah abdomen dan diare akut atau kronis.
7)    Amubiasis
Bermacam-macam spesies protozoa hidup sebagai saprofit, hanya beberapa di antaranya hidup sebagai parasit. Contoh spesies yang non pathogen dari golongan Entamoeba ialah Entamoeba gingivitis, Entamoeba coli, Iodamoeba butchii, Endolimax nana, Dientamoeba fragilis, Entamoeba hartmani.:
Gejala klinisnya ada 5 yaitu :
a.    Amubiasis asimtomatik : penderita tidak menunjukan gejala,hanya pada pemeriksaan tinja secara kebetulan ditemukan Entamoeba histolytica
b.    Amubiasis intestinal kronis: penderita sering mengalami diare yang mengandung lendir dan darah.
c.    Amubiasis berat : penderita mengalami diare yang berat disertai dengan lendir dan darah,nyeri perut, nyeri pada usus(tenesmus), dan kadang-kadang disertai panas.
d.    Amubiasis hati   : penderita biasanya panas tinggi dengan nyeri perut kanan atas disertai dengan batuk-batuk,rasa nyeri bila bernafas.
e.    Amubiasis kulit   : biasanya berbentuk tukak dengan tepi yang tajam, sangatnyeri, mudah berdarah dan dengan pinggir kulit yang tidak menunjukkan kelainan.daerah yang sering terkena yaitu daerah vulva, penis, dan perut kanan atas.
8)    Malaria
Malaria ialah penyakit yang dapat bersifat akut an kronis,yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium dan ditandai dengan panas,anemia dan splenomegali.
Genus plasmodium dan terdapat 4 spesies yang dapat mengyerang manusia, yaitu :
a.    P.vivax, penyebab malaria tertiana
b.    P.falciparum, penyebab malaria tropika
c.    P.malariae,penyebab malaria malariae
d.    P.ovale, penyebab malaria ovale
Cara infeksi dapat melalui tusukan nyamuk atau melalui transfusi darah. Gejala klinisnya adalah:
a.    Masa tinaas intrinsik berakhir dengan timbulnya serangan demam pertama.
Serangan demam yang khas terdiri dari 3 stadium :
a)    Stadiem frigoris ( menggigil )
b)    Stadium akne ( puncak demam )
c)    Stadium sudoris ( berkeringat banyak, suhu turun )

PEERBEDAAN MORFOLOGIS DARI KEEMPAT JENIS MALARIA

p. vivax
p. falciparum
p. malariae
p. ovale
1
Siklus pra-eritosit
+ 8 hari
6 hari
?
?
2
Siklus eritrosit
48 jam
36 48 jam
72 jam
48 jam
3
Dalam eritrosit :





­ Titk schuffner
+
-
-
+

­ Titik maurer
-
+
-
-

­ Bentuk ovale eritrosit
-
-
-
-
4
Parasit :






­ Semua bentuk pada
­ darah tepi
+
Jarang
+
+

­ Bentuke akole
Jarang
+
-
-


­ Bentuk cincin dengan 2 inti

jarang
+
-
-

­ Bentuk pita
-
-
+
+


­ Gametosit berbentuk pisang
-
+
-
-
5
Jumlah merozoid
12 - 14
8 – 24
6 - 12
8 - 12

PENGOBATAN MALARIA SECARA RADIKAL ( WHO, 1971 )
Malaria
umur
Hari pemberian
Nivaqueine ( klorokuin basa )
Primakuin basa
Tertiana tropika malaria
< 1 tahun
1
2
3
75 – 150 mg
75 – 150 mg
½ dosis
-
-
-
1 – 4 tahun
1
2
3
150 – 300 mg
150 – 300 mg
½ dosis
2, 5 mg
2, 5 mg
2, 5 mg
4 – 8 tahun
1
2
3
300 – 400 mg
300 – 400 mg
½ dosis
5 mg
5 mg
5 mg
8 – 15 tahun
1
2
3
400 – 600 mg
400 – 600 mg
½ dosis
10 mg
10 mg
10 mg

           III.        INFEKSI JAMUR
1.    Histoplasmosis
Histoplasmosis capsulatum adalah jamur dimorfik yang terdapat dialam dalam bentuk miseliumnya ( saprofit ) dan pada jaringan manusia sebagai ragi.
Ada 3 macam bentuk histoplasmosis yaitu :
a.    Histoplasmosis paru akut
Sebagian besar penderita tanpa gejala.penyakit ini lebih sering terjadi pada anak kecil. Infeksi ini lebih sering terjadi pada bayi dan anak kecil penyakit ini dapat juga terjadi bersamaan penyakit yang lama (10 hari – 3 minggu ) terdiri atas kehilangan berat badan, dispnea, demam tinggi dan kelelahan.anak dengan paru akut mempunyai gambaran radiografi normal
b.    Histoplasmosis paru kronis
Adalah infeksi oportunis pada penderita dewasa dengan emfisema sentrilobuler, penyakit ini jarang menyerang anak.
c.    Histoplasmosis diseminata progesif
Adalah penyakit yang mengenai bayi dan penderita imunosupresi. Penyakit ini dapat muncul pada anak pada usia kurang dari 1 tahun dan menyertai infeksi paru primer
Demam adalah tanda yang lazim dan mungkin bertahan selama beberapa minggu sampai beberapa bulan sebelum diagnosis.

          IV.        INFEKSI RIKETSIA
1.    Demam berbintik rocky mountain
Secara ilmiah mempertahankan infeksi dengan penularan transovarium. Pada infeksi ini masa inkubasi pada anak bervariasi dari 2-14 hari, dan mediannya adalah 7 hari. Sakit pada mula-mula nonspesifik dengan nyeri kepala, demam, anoreksia dan gelisah.
Gejala saluran pencernaan seperti mual, muntah diare atau sakit perut sering terjadi.demam ini dapat menyerupai banyak penyakit, diantaranya yang paling penting peerlu dipikirkan pada diagnosis banding adalah meningokoksemia, campak dan eksanten enterovirus. Karena tidak tersedia vaksin, pencegahan demam berbintik rocky mountain terbaik dikerjakan dengan eliminasi infestasi. Tempat perlekatan kemudian harus didesinfeksi.

2.    Tifus murin
Tifus murin adalah infeksi yang sangat berat. Infeksi pada anak biasanya tmpak ringan. Masa inkubasi dapat bervariasi antara 1 dan 2 minggu. Kadang-kadang,penderita datang dengan temuan yang membeeri kesan faringitis, bronkitis, hepatitis,atau sepsis. Pengendalian tifus murin tergantung pada eliminasi tikus dan reservoir pinjal tikus.

A.  TIPE INFEKSI
a.  Kolonisasi
Merupakan suatu proses dimana benih mikroorganisme menjadi flora yang menetap/flora residen. Mikroorganisme bisa tumbuh dan berkembang biak tetapi tidak dapat menimbulkan penyakit. Infeksi terjadi ketika mikroorganisme yang menetap tadi sukses menginvasi/menyerang bagian tubuh host/manusia yang sistem pertahanannya tidak efektif dan patogen menyebabkan kerusakan jaringan.
b.  Infeksi lokal : spesifik dan terbatas pada bagain tubuh dimana mikroorganisme tinggal.
c.   Infeksi sistemik : terjadi bila mikroorganisme menyebar ke bagian tubuh yang lain dan menimbulkan kerusakan.
d.  Bakterimia : terjadi ketika dalam darah ditemukan adanya bakteri
e.  Septikemia : multiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi sistemik
f.    Infeksi akut : infeksi yang muncul dalam waktu singkat
g.  Infeksi kronik : infeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang lama (dalam hitungan bulan sampai tahun)




    I.   BISUL PADA BAYI DAN BALITA

A.  PENGERTIAN

Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat kemerahan berbentuk kerucut, di tengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu pecah. Bisul (bahasa Latin: abscessus) adalah sekumpulan nanah (neutrofil mati) yang telah terakumulasi di rongga di jaringan setelah terinfeksi sesuatu (umumnya karena bakteri atau parasit) atau barang asing (seperti luka tembakan/tikaman).
Bisul adalah reaksi ketahanan dari jaringan untuk menghindari menyebar nya barang asing di tubuh. Bisul merupakan nanah yang terkumpul dalam satu rongga yang sangat menyakitkan.
Secara medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambut dan kelenjar minyak kulit. Bisul merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman.
Bisul atau bisulan (jika terjadi dalam jumlah banyak) merupakan suatu peradangan kulit yang mengenai folikel rambut/ bagian akar rambut yang disebabkan oleh infeksi dari kuman Stafilococcus Aureus. Bisul dapat menyerang siapa saja, tidak memandang usia atau jenis kelamin.
Umumnya bisul muncul pada daerah-daerah yang banyak mengandung kelenjar keringat, seperti; daerah muka, punggung dan lipatan paha serta daerah tubuh yang sering digaruk atau sering mengalami gesekan.

BISUL PADA NEONATUS
Dalam keadaan yang normal, sekitar 50 persen bayi yang lahir cukup bulan sering mengalami bisul-bisul kecil atau jerawat yang dikelilingi oleh warna kulit yang kemerahan. Gangguan ini bisa timbul di seluruh tubuh bayi, entah itu di wajah, badan, punggung, tangan, kaki, dan tempat-tempat lainnya. Kalangan awam menyebut kondisi seperti ini dengan sebutan sarap.
Puncak terjadinya bisul-bisul ini umumnya saat bayi berusia dua hari dan biasanya dialami selama kurang lebih dua minggu. Akibat adanya bisul-bisul ini, orang tua enggan memandikan bayinya karena takut kondisinya akan memburuk. Padahal dengan begitu, justru bisa mengundang infeksi kulit karena kulit si kecil berdaki atau kotor akibat tidak dimandikan. Jadi solusinya sederhana saja, tetap mandikan bayi seperti biasa.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Walaupun demikian, hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena gangguan yang dalam bahasa lainnya Erythema Toxicum ini akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu diobati.
Namun dalam keadaan lain, yaitu keadaan yang abnormal Erythema Toxicum biasanya merupakan suatu gangguan pada kulit bayi yang berdiri sendiri. Artinya, tidak ada gejala lain selain dari gejala yang sudah diterangkan sebelumnya.
Bila orang tua menemukan bisul-bisul disertai dengan adanya demam, gatal, bernanah dan lain sebagainya, si kecil mungkin mengalami penyakit kulit. Bisa saja penyakit kulit tersebut berupa infeksi, jamur atau bahkan alergi.

BISUL PADA BAYI
Dibanding kulit orang dewasa, kulit bayi masih memiliki perbedaan yang jelas. Pada bayi, karena kulitnya masih dalam tahap perkembangan dan penyempurnaan, fungsinya belum berlangsung dengan baik, sehingga rentan terhadap berbagai gangguan dari lingkungan. Fungsi kulit bayi yang masih dalam perkembangan ini, dan belum sempurnanya berbagai fungsi komponen-komponen penting pada kulit, membuat si kecil mudah sekali terserang organisme seperti virus, bakteri, dan jamur.
Misalnya saja, proses penyerapan dan pengeluaran keringat belum berjalan semestinya. Akibatnya, sering dijumpai bayi yang berkeringat berlebihan. Keringat yang keluar belum diserap oleh kulit dengan sempurna, sehingga terjadi kelembaban berlebih pada bagian tubuh bayi. Fungsi keratinisasi yang belum sempurna juga mengakibatkan proses pembentukan kulit baru belum berlangsung secara teratur.
Belum sempurnanya fungsi kulit ini, membuat bayi mudah terserang infeksi mikroorganisme. Salah satunya, infeksi bakteri Stafilokokkus aureus, yang menyebabkan bisul. Bisul seringkali dimulai dari peradangan folikel (akar rambut) dan jaringan sekitarnya. Karena itu, pada bayi dan batita, bisul kerap timbul di kulit kepala. Sebab memang pembentukan folikel rambut di daerah ini belum sempurna dan keringat pun sering keluar dalam jumlah banyak. Namun bisul juga dapat timbul di bagian kulit mana saja, termasuk ketiak, leher, lipat paha, atau pantat.

B. PROSES TERJADINYA BISUL

Bagaimana bisul bisa muncul di permukaan kulit. Proses terjadinya bisul pada tubuh yaitu dengan cara :
a.    Bakteri masuk ke dalam tubuh lewat jaringan kulit.
b.    Bakteri tersebut kemudian mengeluarkan toksin/racun yang bisa membunuh sel-sel di sekitarnya.
c.    Tubuh akan melakukan pertahanan dengan cara mengirimkan sel darah putih untuk membunuh toksin tersebut.
d.    Secara otomatis, sel kulit akan menghalangi toksin tersebut menyebar dengan cara membentuk jaringan atau dinding bisul, sehingga penyakit/toksin tetap terkumpul di satu titik.
e.    Karena toksin ini mengumpul di satu titik kulit, terjadilah benjolan bisul berisi nanah.
Dari proses terjadinya bisul, kita bisa menyimpulkan bahwa bisul ini terjadi karena tubuh sedang melakukan proses pertahanan dan perlawanan terhadap penyakit. Bisul bisa dikatakan menjadi tanda bagi kita bahwa sebenarnya ada bakteri atau benda asing lainnya yang masuk dan merusak sel kulit tanpa kita ketahui.

PENYEBAB TERJADINYA BISUL

Penyakit bisul yang paling utama jelas karena adanya infeksi kulit karena ulah mikroorganisme (bakteri, jamur) dan benda asing lain yang merusak kulit

Bisul bisa disebabkan oleh tiga faktor diantaranya :
a.  Faktor dari dalam tubuh anak sendiri
Faktor dari dalam tubuh anak misalnya alergi. Jika anak punya bakat alergi, maka hal yang menyebabkan terjadinya alergi harus dihindari agar tidak timbul bisul. Sebenarnya, tak ada hubungan langsung antara bisul dengan alergi. Tetapi biasanya anak yang alergi lebih sering mengalami bisulan. Dikarenakan, bila anak sedang mengalami alergi dengan keluhan gatal, anak terangsang untuk menggaruk. Akibat garukan, dapat terjadi kerusakan kulit/luka yang akhirnya dimasuki kuman lalu muncul bisul.
b.  Faktor lingkungan
Faktor lingkungan seperti tempat tidur dan lokasi bermain anak harus dijaga kebersihan dan diupayakan agar tidak terlalu lembab. Teman-teman bermain anak juga harus diawasi. Jangan sampai anak melakukan kontak fisik dengan anak yang bisulan. Karena bakteri penyebab bisul bisa menempel pada kulit anak yang masih rentan, kontak kulit bisa membuat anak tertular bisul temannya.

c.   Faktor kebersihan tubuh.
Salah satu penyebab penyakit bisul yang paling banyak terjadi adalah karena faktor kebersihan. Tubuh selalu bersentuhan dengan kuman dan bakteri, bila jarang dibersihkan, bakteri ini tentu akan masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan bisul. Selain itu, kotoran yang menempel pada permukaan kulit bisa menghambat pori-pori kulit, sehingga minyak yang diproduksi di lapisan bawah kulit tidak bisa keluar, dan hal ini akan menyebabkan bisulan.

Kebersihan tubuh anak misalnya akibat pemilihan pakaian yang ketat atau terbuat dari bahan yang kurang menyerap keringat. Ini akan menghambat proses sirkulasi pada kulit anak, menyebabkan kulit lembab, dan memudahkan berkembangbiaknya kuman. Bedak juga memicu terjadinya bisul. Karena bedak dapat mengatasi biang keringat yang kerap timbul pada kulit anak. Padahal bedak justru merupakan media yang baik untuk timbulnya bisul, karena bedak menghambat keluarnya keringat.
Bisul bisa terjadi pada siapa saja, bayi, anak-anak maupun dewasa, terutama bila ada faktor pemicu.




Beberapa faktor pemicu bisul antara lain :
1.  Menurunnya daya tahan tubuh
Daya tahan tubuh dapat menurun karena kurang gizi dan gangguan darah (anemia, keganasan,diabetes)
2.  Kurang terjaga kebersihan
Faktor kebersihan memegang peran penting terjadi-tidaknya infeksi. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi akan mudah terjadi. Karena itu, pada bayi, gejala bisul mudah dijumpai. Bayi dan anak-anak identik dengan dunia eksplorasi dalam bermain, apalagi bila terkena benda kotor semisal tanah. Belum lagi setelah main, anak tidak dicuci tangannya. Sehingga buka kebersihan anak dan bayi tak dijaga, akan mempermudah terjadinya bisul.
Pada dasarnya bisul muncul karena adanya kuman. Orang tua yang tidak menjaga kebersihan tubuh bayi dan lingkungannya dengan baik, otomatis lebih berpeluang terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran kalau mereka yang tinggal di daerah pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana faktor kebersihannya terabaikan akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat, walaupun tinggal di tempat yang bersih tapi kalau jarang dimandikan dan dijaga kebersihkan badan bayi, dengan sendirinya kuman pun akan bersarang.
3.  Daerah tropis
Secara geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas sehingga dengan mudah bayi akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu pemicu munculnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.
4.  Kawasan penempatan yang sesak seperti di intitusi dan rumah.
5.  Faktor gizi
Namun jangan pula dilupakan faktor gizi. Gizi yang kurang juga dapat memengaruhi timbulnya infeksi. Bila gizi kurang, berarti daya tahan tubuh menurun, sehingga akan mempermudah timbulnya

 
infeksi. Terlebih pada bayi, kekebalan tubuhnya kurang dibandingkan orang dewasa.

JENIS BISUL

Bisul biasanya diawali dengan kulit kemerahan, membengkak, dan ada benjolan yang terasa sakit di bawah permukaan kulit. Ketika infeksi berlanjut, terbentuk kantung nanah dalam kulit, yang berisi bakteri, sel kulit mati, dan sel darah putih. Puncak bisul yang sering disebut mata bisul muncul di tengah-tengah bisul. Dari mata bisul inilah biasanya nanah akan pecah.
Berdasarkan jumlah mata bisul yang ada, bisul dibedakan menjadi:
1.  Furunkel atau bisul kecil yang hanya memiliki satu mata. Letak bisul bisa di beberapa tempat tapi jarang-jarang. Jika furunkel satu mata ini jumlahnya banyak dan letaknya menyebar di sejumlah anggota tubuh, disebut furunkulosis.
2.  Pada bayi dan balita, jenis bisul yang terjadi biasanya furunkulosis. Ini biasanya diawali oleh biang keringat yang berlanjut menjadi bisul. Karena bisul dan biang keringat seringkali menimbulkan gatal, anak akan menggaruk bisul tersebut. Garukan tangan pada tempat yang berbeda akan menularkan kuman ke bagian tubuh lain sehingga di bagian tubuh itu timbul bisul pula. Bisul ini menimbulkan rasa nyeri dan berdenyut-denyut. Itu sebabnya bisul yang parah kadang mengakibatkan demam pada anak, karena tubuh anak berusaha melawan kuman yang terdapat pada bisul.
3.  Karbunkel, yaitu apabila beberapa bisul yang berdekatan menyatu dan mengakibatkan terbentuknya beberapa mata bisul, disebut.




TANDA-TANDA DAN GEJALA BISUL

Gejala untuk bisul ini hampir menyamai penyakit kulit yang lain seperti:
1.  Nanah di bahagian tengah bisul
2.  Keputihan, lelehan mengandungi darah daripada bisul tersebut
3.  Kemerahan di sekeliling kulit yang dijangkiti
4.  Biasanya di ikuti rasa teramat sakit apabila disentuh.
5.  Biasanya muncul bintil atau benjol berbentuk kerucut dan “bermata” atau berbentuk kubah
6.  Dapat disertai rasa nyeri dan demam karena bisul sudah terinfeksi kuman.
7.  Apabila bisul sudah matang, mata bisul akan pecah dan diikuti keluarnya nanah dan darah yang menyebar ke area kulit sekitarnya. Jika tidak dibersihkan dengan benar, besar kemungkinan lokasi yang kena bekas nanah dan darah ini akan timbul bisul pula. Sebab bakteri yang terdapat dalam bisul yang pecah tadi bisa menginfeksi lokasi sekitar bisul yang pecah. Penularan ke bagian lain akibat pecahnya bisul itu disebut autoinokulasi.
8.  Pecahnya bisul yang besar kadang bisa mengakibatkan parut luka pada kulit. Tapi pada bayi atau batita, bekas luka bisul yang parah sekalipun jarang sekali meninggalkan bekas yang jelas. Selain itu, kulit bayi masih dalam perkembangan. Luka bisul akan meninggalkan bekas jika terjadi pada anak usia belasan tahun atau orang dewasa.

PENATALAKSANAAN BISUL

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan apabila sudah terlihat akan terjadi bisul, adalah segera kompres dengan air panas (hangat), yang dapat meningkatkan sirkulasi darah ke tempat tersebut.
Lama waktu pecahnya bisul tergantung pada perawatan selama proses ‘pematangan’ bisul. Jika bisul tidak terlalu parah dan selalu dijaga kebersihannya, maka dalam waktu tiga hari, nanah yang terdapat dalam bisul sudah bisa dikeluarkan atau bisulnya pecah dengan sendirinya. Tapi, bila bisulnya parah bahkan membetuk furunkulosis atau karbunkel, nanah bisul baru bisa dikeluarkan atau pecah setelah seminggu atau lebih.
Sebagian besar bisul akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Pada bayi, perawatan bisul harus menggunakan produk-produk khusus bayi, seperti sabun bayi. Sabun bayi punya pH yang lebih rendah. Ini ditujukan agar kulit bayi tidak mudah kering. Kulit yang kering lebih akan menghambat keluarnya keringat dan memudahkan infeksi bakteri.
Pemecahan bisul secara paksa tanpa menunggu bisul matang justru akan mengakibatkan trauma pada kulit. Apabila selama proses pematangan bisul ini, anak dibiarkan memegang bisulnya, infeksi pun makin parah dan bisa memicu timbulnya bisul baru. Bahkan, infeksi pada bisul akan disertai jamur yang menimbulkan rasa gatal yang justru mendorong anak untuk terus menggaruk bisulnya. Jika kondisi tersebut terjadi, bisul akan semakin parah dan penanganan serta penyembuhannya pun semakin lama.
Perawatan bisul bisa dilakukan di rumah, namun harus dilakukan dengan bahan dan alat yang higienis. Bisul yang kecil dapat diatasi dengan kompres hangat yang ditempelkan selama 20-30 menit, 3-4 kali sehari. Ini akan membantu bisul pecah dengan sendirinya. Jangan memeras nanah supaya keluar dari bisul karena infeksi bisa menyebar ke jaringan kulit sekitarnya! Setelah bisul pecah, tutupi dengan perban yang bersih untuk melindungi kulit dan menyerap nanah yang masih keluar. Bersihkan area sekitar bisul dengan sabun antibakteri. Orang yang membantu membersihkan bisul juga mesti membasuh tangan dengan sabun antibakteri untuk mencegah penularan infeksi ke anggota keluarga yang lain. Periksakan anak ke dokter dokter bila gejala bisul tidak berkurang atau tambah berat, atau bila timbul demam. Bisul yang besar kadang perlu ditangani dengan antibiotik. Umumnya, dokter akan mengeluarkan nanah dengan sayatan kecil. Ini akan meredakan sakit, mempercepat penyembuhan, dan mencegah timbulnya parut.

Bawalah ke dokter jika bisul itu berupa :
1.      Berlokasi di wajah, anus, lipat paha, atau tulang belakang
2.      Menyebabkan demam atau rasa sakit yang berat
3.      Mengganggu gerakan anggota tubuh
4.      Menyebabkan pembengkakan, garis merah, atau perubahan warna di bagian kulit di dekatnya
5.      Anak mengalami bisul yang tidak mereda setelah penanganan selama seminggu
6.      Dialami anak yang diabetes. Periksakan anak segera, bahkan ketika baru mengalami bisul yang kecil, karena anak lebih rentan mengalami infeksi lanjutan
7.      Dialami penderita beberapa kali, dalam waktu yang pendek. Dokter akan mengecek apakah ada penyakit lain yang mempengaruhi kemampuan tubuh anak dalam melawan infeksi.
Perawatan untuk bisul ini akan ditentukan oleh doktor berdasarkan umur bayi tersebut  juga bergantung kepada toleransi tubuh bayi terhadap obat yang diberikan.

Perawatan termasuk untuk penyakit bisul yaitu :
1.      Anti-biotik yang sesuai
2.      Pemberian obat-obatan antibiotik secara oral atau suntikan berdasarkan kebutuhannya
3.      Melakukan pembedahan kecil untuk mengeluarkan nanah
Jika infeksi ini bisa dikeluarkan semuanya, antibiotik tak diperlukan. Jika infeksi itu dalam, dokter akan menutup luka itu dengan perban steril untuk menjaga agar sayatan itu tetap terbuka dan nanahnya tetap keluar. Pasien akan perlu kembali ke dokter beberapa kali untuk diganti perbannya dan untuk memastikan apakah nanahnya sudah keluar semua.
Proses pengobatan bisul pun berbeda. Artinya, disesuaikan tempat tubuh bisul tersebut. Bisul di wajah harus diobati secara khusus. Karena, wajah merupakan bagian tubuh sensitif. Jadi harus menggunakan obat-obat khusus yang tidak merusak jaringan kulit dan tidak menggunakan obat keras.

CARA PENCEGAHAN BISUL

Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
2.      Biang keringat yang timbul pada kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk basah
3.      Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika terlalu banyak keringat yang keluar
4.      Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
5.      Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab
6.      Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
7.      Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
8.      Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
9.      Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
10.   Pahami penanganannya
Satu benjolan kecil atau bekas gigitan nyamuk sebaiknya jangan digaruk, karena bisa menyebabkan luka dan memudahkan kuman masuk. Makanya, kalau sudah muncul benjolan kecil sebaiknya perhatikan kebersihan lebih saksama supaya tidak terpapar kuman. Calon bisul atau bisul kecil di daerah permukaan (superficial) bisa sembuh dengan sendirinya jika kebersihannya terjaga dan tidak tercemar bakteri. Selain itu, bisul juga jangan digaruk supaya di situ tidak terjadi peradangan.
Bisul-bisul jenis furunkel dan karbunkel yang memang mudah pecah biasanya akan pecah sendiri akibat gesekan dengan benda lain. Misalnya bisul yang muncul di lipatan lengan, lipatan paha, kaki dan sebagainya akan mudah pecah tergesek baju maupun anggota badan lainnya.
Bila bisul terus membesar atau timbul radang dan badan mulai terasa tidak nyaman, sebaiknya segeralah bawa anak ke dokter. “Oleh dokter ia akan diberikan krim antibiotik atau bila perlu tambahan antibiotic oral, tergantung pada kondisi bisulnya,” ujar Susi. Antibiotik itu bertujuan untuk mengendalikan dan mematikan bakteri sehingga bisulnya akan kempes dan kering. Dokter pun akan memberikan kompres yang berfungsi untuk mendinginkan, meredakan, dan mengurangi kuman di daerah sekitar bisul.
Kebiasaan sebagian masyarakat yang berusaha memecahkan bisul dengan paksa, sangat tidak disarankan. “Sebaiknya bisul jangan dipencet-pencet karena bisa memperparah keadaan.” Obat-obat bisul yang banyak beredar di pasaran pun sebaiknya hanya digunakan untuk bisul-bisul ringan yang muncul di permukaan saja. “Tapi kalau letaknya terlalu dalam tentunya obat-obat tradisional tersebut sudah tidak efektif lagi,” imbuhnya.
Bila orang tua menemukan tanda-tanda infeksi atau lainnya pada kulit bayinya, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.




BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Infeksi
Infeksi adalah masuknya penyakit atau kuman, virus ke dalam tubuh sehingga dapat menimbulkan seseorang menjadi sakit.

Bisul
Bisul adalah salah satu penyakit kulit yang sangat menganggu karena bisa menimbulkan rasa sakit yang cukup parah. Penyebab penyakit bisul ini pun bermacam-macam. Gejala penyakit bisul yang paling nampak adalah terdapat benjolan kecil di permukaan kulit dan berwarna kemerahan. Bisul ini umumnya terjadi di daerah atau bagian tubuh yang sering berkeringat, seperti leher, ketiak, kaki, paha, atau pantat. Bisul ini berisi nanah berwarna putih yang sangat kental.






DAFTAR PUSTAKA
w       sumber: http://www.anneahira.com
26 Maret 2011 by:iang
w       Buku IKA 3
 



























0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda